Oleh: dakwahwaljihad | Februari 1, 2011

Mengenal Syi’ah ( Bag. Terakhir )

MENGENAL SYI’AH ( Bag. Terakhir )

 

K. Syi’ah Itsna ‘Asyariyah (Rafidhah)

Dari sekian banyak sekte dalam Syiah, sekte inilah yang paling luas pengaruhnya dan paling banyak pengikutnya. Mayoritas mereka tinggal di Iran dan Irak. Sekte ini muncul pada abad ke-3 H, akan tetapi ada juga yang menyatakan bahwa sekte ini baru muncul sesudah wafatnya imam ke-11 Hasan al-Askari dan ghaibnya imam yang ke-12 Muhammad Al-Mahdi Al-Muntazar tahun 260 H. Sekte ini membatasi imamah itu hanya 12 orang :

1. Ali bin Abi Thalib Al-Murtadha – *) Muhammad al-Hanafiyah

2. Hasan bin Ali bin Abi Thalib Al-Mujataba – *) Al-Hasan bin Hasan bin Ali

*)Abdullah

*) Muhammad an-Nafsu Zakiyah

3. Husein bin Ali bin Abi Thalib Asy-Syahid

4. Ali bin Husein Zainal Abidin As-Sajad – *Zaid bin Ali

5. Muhammad bin Ali al-Baqir

6. Ja’far bin Muhammad Ash-Shadiq – *) Ismail bin Ja’far

*) Abdullah al-Afthah

*) Ishaq

*) Muhammad

7. Musa bin Ja’far al-Khadim

8. Ali bin Musa Ar-Ridha

9. Muhammad bin Ali Al- at-Taqi

10. Ali bin Muhammad al-Hadi – *) Ja’far

*) Muhammad

11. Al-Hasan Al-Askari

12. Muhammad bin Hasan Al-Mahdi ( ? )

Dalam sekte ini masalah imamah menjadi pokok agama, sehingga dimasukkan ke dalam salah satu rukun iman mereka. Rukun imam mereka ada lima seperti dijelaskan oleh Muhammad Husein Ali Kasyiful Ghitha dalam bukunya Ahlusy-Syiah wa Ushuluha, yakni :

At-Tauhid

Al-“Adlu

An-Nubuwwah

Al-Imamah

Al-Ma’ad

Masalah imamah juga merupakan pokok terpenting dalam rukun Islam mereka. Al-Kulaini dalam kitab Al-Kafi fil Ushul 2 : 18 meriwayatkan dari Zurarah dari Abu Ja’far as berkata : Islam dibangun diatas lima perkara : Shalat, Zakat, Haji, Shaum dan al-Wilayah (Imamah). Zurarah bertanya : Mana yang paling utama? Beliau menjawab: Al-Wilayah-lah yang paling utama.

Seseorang yang tidak meyakini imamah sebagaimana keyakinan Syiah Rafidhah, dia kafir dia sesat. Didalam Al-Amali hal 586 disebutkan bahwa Ibnu Abbas ra (?) berkata : Siapa yang mengingkari kepemimpinan A;li setelahku maka dia seperti orang yang mengingkari kenabian semasa hidupku. Dan barang siapa yang mengingkari kenabianku maka dia seperti orang yang mengingkari ketuhanan Allah azza wa Jalla.

Menurut Rafidhah, imam itu lebih tinggi kedudukannya dari para Nabi dan Malaikat, mereka juga ma’shum. Al-Khomeini dalam kitabnya Al-Hukumah Al-Islamiyah hal 52 berkata : Bahwasannya kedudukan Imam itu tidak bisa dicapai malaikat yang dekat dengan Allah, dan tidak bisa dicapai oleh para Nabi dan Rasul.

Dalam kitab Mizanul Hikmah 1 : 174, Muhammad Ar-Rayyi Asy-Syahri menyebutkan: Telah diketahui bahwa dia (Imam) adalah seorang yang ma’shum dari seluruh dosa, baik dosa kecil maupun besar, tidak tergelincir didalam berfatwa, tidak salah dalam menjawab, tidak lalai dan tidak lupa serta tidak lengah dengan satu perkara didunia.

Para Imam juga diyakini mengetahui perkara-perkara yang ghaib. Al-Majlisi dalam kitabnya Bihar al-Anwar 26 : 109 menulis sebuah Bab bahwa para imam itu tidak terhalangi untuk mengetahui perkara ghaib dilangit dan di bumi, di surga dan di neraka. Seluruh perbendaharaan langit dan bumi diperlihatkan kepada mereka. Mereka juga mengetahui apa yang sudah terjadi dan yang belum terjadi. Padahal dalam QS.An-Naml : 5 ditegaskan : Katakanlah, tidak ada seorangpun dilangit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah.

Tentang imam kedua belas, Sayid Husain Al-Musawi (2006 : 133-142) menjelaskan: Al-Akh Fadhil Sayid Ahmad al-Katib telah menulis tema ini dan dia menjelaskan tentang Imam yang ke-12 yang tidak ada hakikatnya, tidak ada eksistensi dan wujud orangnya. Al-Akh tersebut telah menyajikan pembahasan yang memuaskan dalam tema ini, tapi saya berkata: Bagaimana ia dinyatakan ada, sedang kitab-kitab kami yang muktabar menyatakan bahwa Hasan al-Askari (Imam ke-11) meninggal dan tidak memiliki seorang anak laki-laki pun. Mereka menyelidiki para istri dan budak perempuannya ketika beliau wafat, namun mereka tidak mendapatkan seorangpun dari mereka yang hamil dan melahirkan seorang bayi laki-laki. Lihatlah tentang ini kitab Al-Ghaibat, karangan Ath-thusi hal 74, Al-Irsyad lil-Mufid hal 354, A’lam al-Wari karangan Fadhal at-Thibrisi hal 380, Al-Maqalat wa-al-Firaq karangan Al-Asyary al-Qummi hal 102. Al-Akh Sayid Ahmad al-Katib telah meneliti masalah para wakil Imam ke-12, maka dia menetapkan bahwa mereka itu dari kelompok dajjal yang mengaku sebagai wakil imam dalam rangka mengeruk harta manusia atas nama khumus, mendapatkan para wanita sebagai teman tidur atau mendapat tumpukan harta dari sumbangan yang mereka terima.

Apakah yang dilakukan oleh Imam ke-12 yang dikenal dengan nama Al-Qaim atau Al-Muntazar, ketika ia munCUL:

1. Menghunus pedang dan membunuhi orang Arab : Al-Majlisi meriwayatkan bahwa Al-Muntazar akan berjalan ditengah orang Arab seperti disebutkan dalam Al-Jufri Al-Ahmar, yaitu membunuhi mereka. (bihar Al-Anwar, 52/318). Tidak ada yang tersisa dengan orang Arab selain pembantaian. (Bihar Al-Anwar 52/349) . Hati-hatilah terhadap orang Arab, karena mereka memiliki kabar buruk, maka sesungguhnya tidak akan keluar seorangpun dari mereka bersama Al-Qaim (Bihar Al-Anwar, 52/333)

2. Menghancurkan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi : Al-Majlisi meriwayatkan : Sesungguhnya Al-Qaim akan merobohkan Masjidil Haram dan Masjid nabawi sehingga rata dengan pondasinya. (Bihar al-Anwar 52/338). Al-Faidh al-Kasyani meriwayatkan : Wahai para penduduk Kufah, Allah azza wa jalla telah menghadiahkan kepada kamu sekalian keutamaan yang tidak dihadiahkan kepada seorangpun. Tempat shalat kamu adalah rumah Adam, rumah Nuh dan rumah Idris serta tempat shalatnya Nabi Ibrahim. Tidak akan pergi hari-hari sehingga hajar Aswad ditanam didalamnya. (Al-Wafi 1/215)

3. Menegakkan Hukum Keluarga Daud : Dari Abu Abdillah : Jika Al-Qaim dari keluarga Muhammad muncul, dia akan berhukum dengan hukum Daud dan Sulaiman. (al-Ushul min al-Kafi 1/397). Al-Majlisi meriwayatkan bahwa Al-Qaim akan membawa ajaran baru, kitab yang baru dan hukum yang baru. (Bihar al-Anwar 52/354)

Al-Musawi memberikan komentar terhadap riwayat-riwayat ini : Mengapa Al-Qaim menghunuskan pedang kepada bangsa Arab? Bukankah Rasulullah saw, Amirul Mukminin dan keturunannya juga bangsa Arab? Bukankah Al-Qaim sendiri yang akan menghunuskan pedangnya adalah bangsa Arab? Bukankah orang Arab banyak yang beriman kepada Al-Qaim dan kemunculannya? Bagaimana mngkin Al-Qaim akan menghancurkan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, pada Al-Haram adalah qiblat sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran …. Setelah melewati tahun-tahun yang panjang dalam mempelajari referensi-referensi induk, saya menangkap bahwa Al-Qaim adalah merupakan kiasan dari negeri Israel Raya, atau Al-Masih Al-Dajjal, karena Hasan al-Askari tidak mempunyai anak sebagaimana yang telah kami sebutkan dan kami tetapkan… Mengapa dia memberlakukan hukum Daud? Bukankah ini isyarat bagi dasar-dasar propaganda Yahudi? Ketika Negara Israel berdiri, hukum yang harus diberlakukan adalah hukum keluarga Daud. Negara Israel jika telah berdiri, maka salah satu rencananya adalah menghukum orang-orang Arab, khususnya kaum muslimin, dan kaum muslimin secara umum sebagainmana disebutkan dalam protocol mereka …. Obsesi dari Negara Israel adalah menghancurkan qiblat kaum muslimin dan meratakannya dengan tanah, kemudian menghancurkan Masjid Nabawi, kembali ke ngeri Yasrib dengan mengusir seluruh penduduknya. …. Sahabat-sahabat kami memilih bagi mereka sebanyak 12 imam, bilangan ini merepresentasikan keturunan Bani Israel. Mereka menamai diri mereka dengan madzhab Itsna Asyariyah dalam rangka mengharap berkah dari bilangan ini. Allohu A’lam.

 



Tinggalkan komentar

Kategori